Halyang tidak terduga dapat menimpa siapapun, seperti melakukan Cara Untuk Bantu Mencari Orang Hilang, pastinya semua keluarga akan melakukan berbagai tindakan dalam menghadapi kasus ini, perlu kita ketahui banyak faktor yang menyebabkan orang menghilang, yaitu karena stres, lupa ingatan, tindak kejahatan, dll.
IPIAdidirikan pada tahun 2007 dan merupakan Lembaga Investigasi Swasta terdaftar yang beroperasi di seluruh Indonesia dan Asia Tenggara. Kami menjamin kerahasiaan yang ketat. Penyelidik senior Indonesia kami memiliki kualifikasi penuh dan kami juga menggunakan tim penyelidik lokal tepercaya yang memiliki pemahaman alami tentang budaya lokal
Daftarorang hilang di Indonesia Tan Malaka Suprijadi Wikana Nando
Fast Money. Pekalongan - Seorang wanita lansia asal Kebon Jeruk, Jakarta Barat, yang menghilang selama sekitar dua bulan ditemukan warga di pinggir hutan wilayah Kabupaten Pekalongan. Begini pengakuan nenek 73 tahun itu saat ditanya tentang awal mula dirinya terdampar di detikJateng di RSUD Kesesi, Pekalongan, nenek bernama Asmah itu mengaku tidak ingat awal mula dirinya meninggalkan rumahnya di Jakarta sekitar dua bulan lalu, hingga akhirnya dia ditemukan warga di tepi sungai di pinggir hutan wilayah Dusun Sumampir, Desa Kesesi, Pekalongan."Tidak tahu, tiba-tiba ada di gunung wilayah hutan Pekalongan," ucapnya, Rabu 7/6/2023. Penyebab hilangnya Asmah dari Jakarta hingga ditemukan di kawasan hutan Pekalongan saat ini masih misterius. Sementara itu, Asmah mengaku kapok bepergian seorang diri."Saya nggak mau ke mana ke mana dah, di rumah aja. Saya ogah jalan-jalan lagi," kata Asmah dengan logat khas dievakuasi dari hutan oleh warga bersama polisi pada Minggu 4/6, nenek Asmah dirawat di RSUD Kesesi selama tiga hari. Dia lalu dijemput oleh anaknya, Ayi 50 dan mengetahui keberadaan ibunya di Pekalongan setelah Ketua RT di tempatnya tinggal mendapat kabar dari polisi. Asmah bersama Ayi dan saudaranya diantar pulang ke Jakarta dari RSUD Kesesi menggunakan mobil ambulans Lazismu pada pukul hanya diantar pulang secara gratis, Asmah juga mendapat pemberian dari pihak RSUD Kesesi untuk bekal perjalanan pulang."Ya senang, bisa pulang. Alhamdulillah, sudah rejeki saya bertemu dengan orang baik di Pekalongan," ujar Asmah."Saya terima kasih pada pihak rumah sakit, Pak Polisi, dan juga warga Pekalongan, yang telah menemukan dan menolong Mamak saya. Alhamdulillah, baik semua. Terima kasih, mamak saya bisa selamat," kata Ayi, anak Nenek RSUD Kesesi, dr Chamim, mengatakan kondisi nenek Asmah sudah sehat setelah menjalani perawatan selama tiga hari."Alhamdulilah, tadi sudah berangkat. Kondisi nenek jauh lebih sehat, dan tersenyum," kata Chamim kepada mengungkapkan, kondisi nenek Asmah saat dievakuasi ke RSUD Kesesi memang memprihatinkan. Menurutnya, Asmah belum makan selama tiga hari tiga malam saat berada di hutan. Beruntung dia ditemukan oleh warga pencari daun untuk pakan di halaman selanjutnya.
Jakarta - Daftar orang terkaya di Indonesia mengalami pergeseran dibandingkan tahun 2020. Ada nama baru yang muncul, ada pula yang terdepak dari 10 yang hilang dari daftar, yakni Widjaja Family. Kekayaannya terakhir dicatat oleh Forbes pada 12 September 2020, sebesar US$ 11,9 Anthoni Salim, pada catatan terakhir 12 September 2020, kekayaannya US$ 5,9 miliar. Kemudian Susilo Wonowidjojo yang kekayaannya terakhir diperbaharui pada tahun lalu sebesar US$ 5,3 miliar. Lalu ada Jogi Hendra Atmadja dengan kekayaan US$ 4,3 miliar. Namun kekayaannya terakhir diperbaharui oleh Forbes pada tahun ada Boenjamin Setiawan yang pada tahun lalu mengisi slot di daftar 10 orang terkaya di Indonesia harus tergantikan dengan nama baru. Forbes terakhir kali memperbaharui harta Boenjamin pada tahun lalu sebesar US$ 4,1 terkaya di Indonesia yang baru muncul di daftar 10 besar adalah Jerry NG, Eddy Kusnadi Sariaatmadja, Djoko Susanto, dan Mochtar ini daftar 10 orang terkaya di Indonesia paling baru1. Robert Budi Hartono - US$ 18,2 miliar atau Rp 263 triliun2. Michael Hartono - Us$ 17,5 miliar atau Rp 253 triliun3. Sri Prakash Lohia - US$ 6,2 miliar atau Rp 89 triliun4. Prajogo Pangestu - US$ 5,5 miliar atau Rp 79 triliun5. Jerry NG - US$ 4,7 miliar atau Rp 68 triliun6. Chairul Tanjung - US$ 4 miliar atau Rp 58 triliun7. Eddy Kusnadi Sariaatmadja - US$ 3,6 miliar atau Rp 52 triliun8. Tahir - US$ 3,4 miliar atau Rp 49 triliun9. Djoko Susanto - US$ 2,4 miliar atau Rp 34 triliun10. Mochtar Riady - US$ 2 miliar atau Rp 29 triliunBerikut ini daftar 10 orang terkaya di Indonesia pada 20201. Budi & Michael Hartono - US$ 38,8 miliar2. Widjaja Family - US$ 11,9 miliar3. Prajogo Pangestu - US$ 6 miliar4. Anthoni Salim - US$ 5,9 miliar5. Sri Pakash Lohia - US$ 5,6 miliar6. Susilo Wonowidjojo - US$ 5,3 miliar7. Jogi Hendra Atmadja - US$ 4,3 miliar8. Boenjamin Setiawan - US$ 4,1 miliar9. Chairul Tanjung - US$ 3,9 miliar10. Tahir - US$ 3,3 miliar toy/fdl
- Semasa era Orde Baru, Soeharto melakukan segala cara untuk mempertahankan kuasanya. Ia meredam segala kritik yang ditujukan, bahkan dengan lewat cara kekerasan. Sejumlah aktivis diculik. Beberapa dilepaskan, namun sebagian tak pernah kembali hingga kini. Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan KONTRAS mencatat terdapat 23 orang telah dihilangkan oleh angka penculikan tersebut, 1 orang dinyatakan meninggal, yaitu Leonardus Gilang, sembilan orang dilepaskan, dan 13 lainnya masih menghilang sampai saat ini. Baca juga Kehidupan Ekonomi pada Masa Orde Baru Tim Mawar Dalam kasus penculikan aktivis 1997/1998, Kopassus membuat tim kecil untuk melakukan operasi penculikan tersebut. Tim kecil ini disebut Tim Mawar, dibentuk karena peristiwa 27 Juli 1996. Kala itu, para preman didukung tentara merampas kantor dan menyerang simpatisan yang mendukung Megawati di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat Tim Mawar bertugas untuk mendeteksi kelompok radikal, pelaku aksi kerusuhan, dan teror. Pada 18 Januari 1998, terjadi ledakan di Rusun Tanah Tinggi, Jakarta Pusat. Kejadian ini membuat Tim Mawar semakin berpengaruh dalam urusan keamanan. Tim Mawar menyusun rencana untuk menangkap sejumlah aktivis yang dicurigai terlibat dalam insiden ledakan bom tersebut. Daftar Aktivis yang Hilang Tahun 1997/1998 Mayor Bambang Kristiono, mendapat sembilan nama dari data intelijen untuk ditangkap. Adapun daftar-daftar aktivis yang hilang tahun 1997/1998 adalah sebagai berikut Nama Tanggal Diculik Status Desmond Junaidi Mahesa 3 Februari 1998 Dilepaskan Haryanto Taslam 8 Maret 1998 Dilepaskan Pius Lustrilanang 4 Februari 1998 Dilepaskan Faizol Reza 12 Maret 1998 Dilepaskan Rahardjo Waluyo Jati 12 Maret 1998 Dilepaskan Nezar Patria 13 Maret 1998 Dilepaskan Aan Rusdianto 13 Maret 1998 Dilepaskan Mugianto 13 Maret 1998 Dilepaskan Andi Arief 27 Maret 1998 Dilepaskan Desmond Junaidi Mahesa Desmond Junaidi Mahesa adalah seorang aktivis dan pengacara Lembaga Bantuan Hukum Nasional. Pada 3 Februari 1998, sekitar pukul WIB, Kapten Fauzani memerintah Kapten Dadang, Kapten Nugroho, dan Kapten Djaka untuk menangkap Desmond. Desmond tertangkap ketika ia pergi ke luar kantor sekitar pukul siang. Penangkapan dilancarkan saat Desmond tengah turun dari mikrolet yang ia tumpangi. Setelah tertangkap, Desmond dalam keadaan tangan terikat dan mata dibalut kain hitam dibawa ke markas Kopassus di Cijatung. Selama di markas, Desmond banyak menerima siksaan fisik, salah satunya dipukul. Ia juga dibawa ke sel bawah tanah. Haryanto Taslam Haryanto Taslam diculik pada 8 Maret 1998. Taslam merupakan salah satu aktivis PDI Pro-Megawati. Pius Lustrilanang Pada 4 Februari, Pius Lustrilanang berhasil diciduk oleh Tim Mawar di depan RS Cipto Mangunkusumo di Salemba, Jakarta Pusat. Pius merupakan aktivis Aliansi Demokrasi Rakyat Aldera. Operasi penculikan Pius dipimpin oleh Kapten Dadang Hendra Yudha, Kapten Fauka Noor Farid, dan Serka Sigit Sugianto. Setelah tertangkap, Pius dibawa ke Poskotis dan disekap di sel 6. Baca juga Tim Mawar, Penculik Para Aktivis 1998 Faizol Reza Faizol Reza diculik di RSCM setelah konferensi pers KNPD di YLBHI, Jakarta, 12 Maret 1998 Pasca-tertangkap, Faizol diinterogasi dan disiksa. Setelah itu, ia disekap di sel bawah tanah di sel 3. Rahardjo Waluyo Jati Rahardjo Waluyo Jati diculik di RSCM setelah konferensi pers KNPD di YLBHI, Jakarta, 12 Maret 1998. Usai berhasil ditangkap, Jati segera diinterogasi dan disiksa oleh petugas. Ia kemudian disekap dan ditahan di sel bawah tanah, sel 5. Nezar Patria Nezar Patria diculik di Rumah Susun Klender, tanggal 13 Maret 1998. Menurut kesaksian Nezar, sewaktu diculik, ia banyak mendapat siksaan fisik. Nezar diestrum selama 3-4 jam dengan tongkat listrik ditempel di kaki, jempol kaki, paha belakang, yang di mana semakin lama voltasenya semakin tinggi dan ditempel ke betis dan paha. Aan Rusdianto Aan Rusdianto diculik di Rumah Susun Klender, tanggal 13 Maret 1998. Operasi penculikan Aan dilakukan oleh Kapten Yulius, Kapten Djaka, Serka Sunaryo, dan Serka Sigit Sugianto. Malam itu, Kapten Yulis menyamar sebagai pak RT. Ia mengetuk pintu rumah Aan. Sesaat begitu pintu dibuka, Aan langsung ditangkap dan dibawa ke markas. Aan kemudian ditangkap dan dibawa ke markas dan tiba sekitar pukul Baca juga Alasan Soeharto Dapat Memimpin Selama 32 Tahun Mugianto Mugianto diculik pada 13 Maret 1998 di Rumah Susun Klender. Ketika Kapten Djaka hendak masuk ke unit yang disewa oleh para aktivis Partai Rakyat Demokratik PRD, ternyata sudah ada petugas Koramil Duren Sawit di sana. Mereka kemudian menangkap Mugiyanto yang sedang berada di dalam kamar. Andi Arief Pada 27 Maret, atas perintah Mayor Bambang, Kapten Fauzani diminta menangkap Andi Arief. Andi Arief adalah ketua umum Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi dan Komite Pimpinan Pusat Partai Rakyat Demokratik. Andi Arief ditangkap di rumah kakaknya. Ia kemudian dibawa ke markas dan ditahan di sel bawah tanah. Dari sembilan aktivis tersebut, Desmond, Pius, Haryanto, Raharja, dan Faizol Riza yang disekap selama kurang lebih 1,5 - 2 bulan dipulangkan ke kampung halamannya. Sedangkan Aan Rusdianto, Mugiyanto, dan Nezar Patria, yang disekap selama tiga hari diserahkan oleh Tim Mawar ke Polda Metro Jaya pada 15 baru dibebaskan 5 Juni 1998. Baca juga Politik Luar Negeri Indonesia Masa Orde Baru 13 Aktivis yang Masih Hilang Meskipun terdapat 9 aktivis yang dipulangkan ke kampung halaman, masih ada 13 aktivis lain yang menyandang status hilang atau meninggal. Nama Tanggal Diculik Status Petrus Bima Anugrah 30 Maret 1998 Hilang Herman Hendrawan 12 Maret 1998 Hilang Suyat 12 Februari 1998 Hilang Wiji Thukul April 1998 Hilang Yani Afri 26 April 1997 Hilang Sonny 26 April 1997 Hilang Dedi Hamdun 29 Mei 1997 Hilang Noval Al Katiri 29 Mei 1997 Hilang Ucok Mundandar Siahaan 14 Mei 1998 Hilang Hendra Kambali 15 Mei 1998 Hilang Yadin Muhidin 14 Mei 1998 Hilang Abdun Nasser 14 Mei 1998 Hilang Ismail 29 Mei 1997 Hilang Mereka berasal dari berbagai organisasi seperti Partai Rakyat Demokratik PRD, PDI Pro Mega, Mega Bintang, dan mahasiswa. Petrus Bima Anugrah Petrus hilang di Jakarta pada 30 Maret 1998. Ia merupakan mahasiswa Universitas Airlangga dan STF Driyarkara. Sebenarnya, penangkapan Petrus sudah terjadi dari jauh-jauh hari. Ia ditangkap tahun 1997 karena ketahuan menyebarkan kampanye Mega-Bintang, yang saat itu direpresi oleh pemerintahan Orde Baru. Sejak tanggal 12 Maret 1998, satu per satu aktivis diculik, dibunuh, dan disekap. Petrus pun mulai menyadari keganjalan tersebut. Ia memutuskan untuk menghilang. Guna menghindari kejaran dari para aparat, Petrus bersembunyi dan diberni nama sandi Marcell. Namun, pada 1 April 1998, Petrus sudah tidak lagi terdengar. Herman Hendrawan Herman Hendrawan adalah mahasiswa Universitas Airlangga. Ia hilang ketika konferensi pers KNPD di YLBHI, Jakarta 12 Maret 1998. Suyat Suyat adalah aktivis yang tergabung dalam Partai Rakyat Demokratik PRD. Ia dinyatakan hilang di Solo tanggal 12 Februari 1998. Wiji Thukul Wiji Thukul adalah penyair dan aktivis Hak Asasi Manusia HAM asal Solo. Thukul merupakan salah satu tokoh yang turut melawan penindasan rezim Orde Baru. Sejak bulan Juli 1996, Thukul kerap berpindah keluar-masuk daerah dari satu kota ke kota lainnya karena bersembunyi dari kejaran aparat. Dalam pelariannya tersebut, Thukul tetap menulis puisi-puisi pro-demokrasi, salah satunya bertajuk Para Jendral Marah-Marah. Sayangnya, setelah Peristiwa 27 Juli 1996 hingga 1998, sejumlah aktivis diculik, termasuk Thukul. Wiji Thukul terakhir terlihat di Jakarta pada April 1998 dan sampai saat ini masih belum diketahui keberadaannya. Baca juga Mengapa Soeharto Tidak Diculik dan Dibunuh PKI? Yani Afri Yani adalah seorang sopir dan pro-PDI Megawati. Tahun 1997, ia sempat ikut dalam Pemilu 1997 dan sempat ditahan di Makodim Jakarta Utara. Ia dinyatakan hilang di Jakarta pada 26 April 1997. Sonny Sonny hilang di Jakarta pada 26 April 1997. Ia merupakan seorang sopir dan pendukung PDI Megawati juga, teman dari Yani Afri. Dedi Hamdun Dedi adalah pengusaha yang aktif dalam Partai Persatuan Pembangunan PPP. Ia juga sempat terlibat dalam kampanye 1997 Mega-Bintang. Dedi Hamdun hilang di Jakarta pada 29 Mei 1997. Noval Al Katiri Noval merupakan teman dari Dedi Hamdun yang juga bekerja sebagai seorang pengusaha. Ia juga merupakan aktivis dalam PPP. Noval Al Katiri menghilang di Jakarta pada 29 Mei 1997. Ismail Ismail adalah sopir dari Deddy Hamdun yang hilang di Jakarta pada 29 Mei 1997. Ucok Mundandar Siahaan Berbeda dari yang sebelumnya, Ucok adalah mahasiswa Perbanas. Ia diculik ketika Kerusuhan 14 Mei 1998 di Jakarta. Hendra Kambali Hendra adalah siswa SMU yang raib ketika kerusuhan terjadi di Glodok. Karena insiden tersebut, ia pun hilang di Jakarta, 15 Mei 1998. Yadin Muhidin Yadin Muhidin merupakan alumnus Sekolah Pelayaran. Ia sempat ditahan di Polres Jakarta Utara dan dinyatakan hilang pada 14 Mei 1998. Abdun Nasser Abdun adalah kontraktor yang hilang saat kerusuhan 14 Mei 1998 di Jakarta. Penyelidikan oleh Komnas HAM Peliknya kasus penculikan aktivis 1997/1998 ini kemudian diselidiki oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia HAM berdasarkan UU No 26/2000. Tim penyelidik Komnas HAM mengusut kasus penculikan tersebut sejak 1 Oktober 2005 hingga 30 Oktober 2006. Setelah mendapat hasil penyelidikan, di mana 1 orang terbunuh, 11 orang disiksa, 12 orang dianiaya, 23 orang dihilangkan secara paksa, dan 19 orang dirampas. Komnas HAM pun menyimpulkan terdapat bukti permulaan pelanggaran HAM berat dalam kasus penghilangan orang secara paksa tahun 1997/1998. Kesimpulan ini diambil berdasarkan penyelidikan dan kesaksian 58 korban dan warga. Akhirnya, tanggal 22 Desember 2006, Komnas HAM meminta DPR agar mendesak Presiden mengerahkan dan memobilisasi semua aparat penegak hukum untuk menuntaskan kasus penculikan tersebut. Tak hanya itu, pada 7 Februari 2007, Ketua DPR Agung Laksono juga meminta Presiden Yudhoyono memerintahkan Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh untuk melakukan penyelidikan berdasarkan temuan Komnas HAM untuk menyelesaikan kasus penculikan 13 aktivis. Baca juga Komnas HAM Fungsi dan Tujuannya Referensi Nurmalita, Ristia. 2017. Widji Thukul Aku Masih Utuh dan Kata-kata Belum Binasa. Yogyakarta Anak Hebat Indonesia. Laporan Praktik HAK ASASI MANUSIA 1998 untuk Indonesia. Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
daftar orang hilang di indonesia